Di sebuah desa kecil yang jauh dari kota, ada seorang anak kecil bernama Mikayla. Mikayla kehilangan ibunya saat ia masih kecil, ayahnya bekerja ke kota sehingga ia harus tinggal bersama neneknya yang sudah lanjut usia. Meskipun hidup dalam kesulitan dan kesendirian, Mikayla tetap memiliki semangat yang tinggi dan optimisme yang luar biasa.
"Nenek, apa kabar hari ini?" tanya Mikayla saat ia membantu neneknya dengan pekerjaan rumah tangga.
"Hari ini baik-baik saja, sayang. Kamu sudah makan pagi belum?" jawab nenek sambil menatap Mikayla dengan penuh kasih sayang.
Sumber gambar : desain pribadi di https://www.canva.com/design/DAFbFYrNwZ8/ie0ZDnSanl1QlkmGjLukhw/view?utm_content=DAFbFYrNwZ8&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton |
"Sudah, Nenek. Sekarang saya akan membantu nenek di kebun sayur ya," kata Mikayla sambil tersenyum.
Ketika Mikayla sedang merawat kebun sayur, dia melihat seekor burung kecil yang jatuh dari sarangnya. Burung itu terluka dan tidak bisa terbang, sehingga Mikayla membawanya pulang dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
"Aduh, sayang sekali burung kecil ini terluka. Saya akan membawanya pulang dan merawatnya," kata Mikayla pada dirinya sendiri sambil memegang burung kecil itu dengan lembut.
Ketika burung itu semakin pulih, Mikayla merasa senang dan bangga dengan dirinya sendiri.
"Nenek, lihat! Burung kecil ini sudah bisa terbang lagi. Saya berhasil merawatnya dengan baik," kata Mikayla sambil menunjukkan burung kecil itu pada neneknya.
"Kamu hebat, sayang. Kamu pasti akan menjadi orang yang sukses suatu saat nanti," kata nenek sambil memeluk Mikayla.
Sejak saat itu, Mikayla semakin bersemangat dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi kesulitan.
"Saya tidak akan menyerah, nenek. Saya akan belajar dengan giat dan bekerja keras untuk menjadi dokter yang bisa membantu banyak orang yang membutuhkan," kata Mikayla dengan semangat.
"Nenek yakin kamu pasti bisa, sayang. Saya selalu mendukungmu," kata nenek sambil tersenyum.
Suatu ketika Mikayla sangat senang ketika mendapat undangan dari sekolahnya untuk menerima penghargaan atas prestasi di kelasnya. Namun, kegembiraannya segera berganti menjadi kesedihan ketika ia menyadari bahwa tidak ada satu pun dari keluarganya yang bisa hadir dalam acara tersebut.
Ayah Mikayla belum bisa datang di hari itu. Mikayla merasa sangat sedih dan kesepian. Ia teringat kembali pada masa kecilnya ketika ia masih memiliki orang tua yang selalu hadir di setiap acara sekolahnya. Ia merasa sangat merindukan kehangatan dan kebersamaan keluarga.
Ketika Mikayla sedang duduk di kamarnya, neneknya masuk ke dalam kamar dan melihat ekspresi sedih di wajah cucunya.
"Sayang, apa yang terjadi?" tanya nenek.
"Ada undangan dari sekolah, Nenek. Aku akan menerima penghargaan atas prestasi di kelasku, tapi ayah tidak bisa hadir di acara itu," kata Mikayla dengan suara lemah.
"Aku sangat sedih dan kesepian, Nenek," lanjutnya.
Nenek memeluk Mikayla dengan erat dan menghibur cucunya dengan kata-kata yang lembut.
"Aku tahu kamu merindukan kebersamaan keluarga, Sayang. Tapi, kamu harus percaya bahwa kamu memiliki orang-orang yang selalu menyayangi dan mendukungmu, termasuk aku," kata nenek dengan lembut.
"Kamu juga harus tahu bahwa prestasi di kelasmu adalah bukti usaha kerasmu dan bukan hanya milikmu, tapi juga milik keluarga," lanjut nenek.
Mendengar perkataan nenek, Mikayla merasa lebih baik dan tersenyum.
"Terima kasih, nenek. Aku tahu kamu selalu mendukungku," kata Mikayla.
"Kamu selalu punya aku, Sayang. Aku bangga denganmu dan aku tahu kamu akan meraih kesuksesan besar di masa depan," kata nenek sambil memeluk Mikayla.
Mikayla merasa lebih bersemangat setelah percakapan dengan neneknya. Meskipun ia merasa sedih karena ayahnya tidak bisa hadir di acara penghargaannya, ia tahu bahwa ia memiliki keluarga yang selalu mendukungnya. Ia memutuskan untuk tetap bersemangat dan fokus pada tujuannya untuk menjadi dokter yang bisa membantu banyak orang. Dalam hatinya, Mikayla berdoa agar kelak bisa memiliki keluarga yang penuh kasih sayang seperti keluarga yang dulu dimilikinya.
Hari itu tiba, Mikayla bersiap-siap untuk pergi ke acara penghargaan di sekolahnya. Meskipun masih merasa sedih karena ayahnya tidak bisa hadir, Mikayla tetap bersemangat dan siap menerima penghargaannya.
Sampai di sekolah, Mikayla terharu melihat bahwa teman-temannya telah datang lebih awal dan menunggunya di pintu gerbang sekolah. Mereka memberikan sambutan hangat dan memberikan ucapan selamat padanya.
"Selamat ya, Mikayla! Kami sangat bangga denganmu!" kata teman-temannya.
Mikayla merasa sangat terharu dengan dukungan dan kehangatan yang diberikan oleh teman-temannya. Ia merasa bahwa meskipun orang tua tidak bisa hadir, ia tidak sendirian di acara tersebut.
Saat acara berlangsung, tiba-tiba nama Mikayla dipanggil oleh guru pembimbingnya untuk naik ke panggung. Mikayla merasa sedikit gugup karena ia melihat bahwa teman-temannya didampingi oleh orang tua mereka, sedangkan dirinya hanya didampingi oleh neneknya.
Saat Mikayla naik ke panggung, seketika itu juga terdengar suara gemuruh dari para orang tua dan siswa yang merasa terharu dengan kondisi Mikayla. Tiba-tiba saja suasana panggung menjadi haru dan penuh emosi.
Melihat hal tersebut, bu guru pembimbing Mikayla ikut naik ke panggung dan mengambil posisi di samping Mikayla. Ia merangkul Mikayla dan berkata, "Kami semua bangga denganmu, Mikayla. Jangan khawatir, kamu tidak sendiri."
Mendengar ucapan itu, Mikayla merasa sedikit lega dan merasa seperti memiliki dukungan yang cukup untuk menghadapi momen ini. Ia menatap ke sekelilingnya dan melihat bahwa teman-temannya dan orang tua mereka memberikan senyum dan dukungan untuknya.
Mikayla merasa sangat bahagia dan bersyukur. Meskipun ia tidak memiliki orang tua yang bisa mendampinginya di acara tersebut, ia merasa tercukupi dengan hadirnya neneknya dan dukungan teman-temannya serta guru pembimbingnya.
Mikayla bertekad untuk tidak lagi merasa kesepian dan sendirian, karena ia merasa bahwa ada banyak orang di sekitarnya yang sayang dan peduli dengan keberadaannya. Ia merasa bahwa kebahagiaan bukan hanya tentang memiliki orang tua yang selalu hadir, tetapi juga tentang memiliki teman dan orang yang menyayanginya.
Dengan tekad yang kuat, Mikayla memutuskan untuk terus bersemangat dan menghadapi hidup dengan penuh kegembiraan. Ia berjanji untuk terus menunjukkan kemampuannya dan memperoleh prestasi yang lebih tinggi lagi di masa depan.