Oleh: Adinda Najmi Alfulaila Arrosyida
Di hari itu ibu guruku
mengumumkan akan ada lomba MTK (Matematika). Siswa yang dipilih di kelas
hanyalah 3 orang. Aku sebenarnya tidak dipilih ikut lomba tetapi ibuku menyuruh
guruku untuk mendaftarkanku juga agar aku punya pengalaman untuk ikut lomba. Biasanya
selama ini yang dipilih hanya temanku saja. Aku selama ini belum pernah ikut lomba kecuali
lomba agustusan di sekolah.
Karena aku terpilih ikut
lomba, aku mulai belajar bersama 8 orang teman dan adek kelasku, walaupun aku
sebenarnya ragu saat itu tetapi aku nekat ikut lomba. Bu Retno mengajari kami
dengan sabar dan telaten. Lomba tinggal 6 hari lagi tapi aku tiba-tiba sakit. Aku
tidak masuk sekolah 4 hari, jadi aku ketinggalan pelajaran MTK yang saat itu
dilakukan bimbingan oleh Pak Rodi di sekolah. Aku tidak tau apa saja yang
diajarkan Pak Rodi pada teman-temanku.
Saat itu aku baru masuk hari Jumat, sedangkan
lombanya sudah besok di hari Sabtu. Guruku memberiku pelajaran tambahan untuk
mempersiapkan lomba untuk besok. Aku masuk kelas yang kosong karna muridnya
sedang olahraga. Aku mulai diberi soal karena aku tidak masuk 4 hari jadi aku
tidak mengerti dan ketinggalan pelajaran. Sepulang anak- anak yang lain, aku
menuju kelas ibu untuk bertanya soal yang ada pada bukunya Nada.
Kesokan harinya, aku pun
bersiap untuk berangkat ke lomba. Walaupun aku tidak penya persiapan apapun,
aku tetap berangkat diantar ayah karena saat itu ibuku sedang berada di luar
kota. Aku pun pergi untuk ikut lomba aku
saat itu khawatir sekali, tanganku gemetar dan jantungku seakan berhenti
berdetak. Banyak siswa siswa SD, SMP mau
pun SMA. Mereka juga mengikuti lomba yang sama, yaitu lomba se Madura.
Saat kami sudah cek
in kami pun masuk ke ruangan, tetapi bukan ruang ujian. Kami masuk ke ruang
penyambutan, di situ kakak kelasku ada yang menyanyi dan penampilan lain. Setelah
Pukul 08:55 WIB kami diantar ke ruangan, aku berada satu ruangan dengan teman
kelasku yang namanya Abel.
Saat itu aku berkeringat dingin karena deg-degan,
tak lama kemudian ujian dimulai. Kakak panitia memberi kami kertas ujian, aku
saat itu cukup ragu untuk menjawab. Soal yang ada memang cukup sulit untuk
kujawab, aku tidak kenal dengan soal-soal itu sebelumnya. Tapi aku hanya pasrah
karna saat itu sangat merasa ketinggalan pelajaran. 90 menit sudah berlalu kami
disuruh mengumpulkan kertas ujian, selesai ataupun tidak semua sudah harus
dikumpulkan. Kami ke depan mengumpulkan kertas soal dan jawaban yang sudah
dikerjakan.
Setelah selesai
mengerjakan soal lomba, kami mendapat air dan sedikit jajan yang memang
disediakan oleh panitia. Setelah itu kami ke lantai bawah untuk menuju guru
kami yang sedang menunggu di sana. Kami melakukan foto bersama dengan memegang
sertifikat peserta lomba. Lalu aku dan teman-teman semua pulang ke rumah
masing-masing.
Singkatnya aku sudah
pulang bersama ayah yang memang menungguku dari pagi. Karena aku belum makan
dari pagi, jadi aku disuruh makan dulu oleh ayahku. Kami pun makan bersama di
sebuah warung yang tidak jauh dari lokasi lomba. Setelah itu aku pulang ke
rumah.
Pengumuman hasil lomba
akan diumumkan nanti melalui grup whatsApp. Aku saat itu masih deg-degan
apakah aku akan mendapatkan nilai nol ya? pertanyaanku dalam hati. Aku tidak
sabar menunggu pengumuman, tetapi tak juga ada pengumumuman itu dihapeku. Akupun
melanjutkan untuk bersekolah madrasah.
Sore harinya aku
mendapatkan pesan dari ibuku, ‘selamat, ini pengalamanmu yang pertama ikut
lomba’ itu kata ibuku. Dia juga mengirimkan foto yang berisi daftar nama-nama peserta
yang ikut lomba bersamaku.
Aku melihatnya satu
persatu peserta, ternyata pesertanya berasal dari berbagai daerah, karena ini
merupakan lomba se Madura. Ada peserta yang dari Sumenep da nada juga yang dari
Pamekasan. Aku melihat nilai satu persatu dari temanku, terutama yang berasal
dari sekolah yang sama denganku. Lalu aku juga melihat nilaiku, aku bersyukur
tidak dapat nilai nol, tapi ya tidak jauh sih dari angka itu. Aku hanya
mendapatkan nilai 5. Walau hanya angka lima, aku sangat bersyukur bukan nilai nol.
Paling tidak aku punya pengalaman ikut lomba. Semoga berikutnya aku bisa ikut
lomba lagi dengan persiapan yang lebih matang.🗿💔
Hari ini aku mendapat
pengalaman pertama ikut lomba yang dilaksanakan di sebuah kampus di Sumenep. Pengalaman
yang sangat berkesan sekali bagiku walaupun aku belum mendapatkan nilai yang
memuaskan. Ibuku juga tidak marah karena aku tidak mendapat juara, dia hanya
tertawa saat mengirimkan gambar berisi pengumuman itu.
Tapi malah aku mendapat
tugas baru dari ibuku, “Ayo bikin cerita.”
“Ok, otw,” jawabku pada
ibu.
Aku pun langsung
menceritakan pengalamanku mengikuti lomba hari ini sesuai dengan permintaan
ibu. Lalu setelah aku ketik, aku kirimkan pada ibu.
“Bagus, Bagus,” itu
jawaban ibu setelah membaca ceritaku.
Ibu tidak pernah memaksaku
untuk menjadi juara.